Gampong Bathupat Barat, 5 Juli 2024 – Pada Sejarahnya Batuphat hanya 1 (satu) Gampong, kemudian dibagi menjadi menjadi 2 (dua) Gampong yaitu Batuphat Timur dan Batuphat Barat, Batuphat diberi nama Batuphat karena waktu dulu mata pencarian masyarakat di Gampong inidengan memahat batu sebagaimana keterangan yang diberikan oleh orang Tua-tua dahulu, maka sebutan tersebut melekat dengan nama Gampong Batuphat Barat.
Pada tahun 2010, Setelah Berubah Status Dari Kelurahan menjadi Gampong Berdasarkan Qanun Kota Lhokseumawe No 7 tahun 2009 tentang penghapusan Kelurahan dan pembentukan gampong dalam wilayah pemerintah kota Lhokseumawe (Lembaran Daerah Kota Lhokseumawe Tahun 2009 Nomor 7) yang menghendaki pemerintahan Kelurahan diganti dengan pemerintah gampong yang dipimpin oleh Keuchik secara demokratis.
Pada tanggal 5 Juli 2024, Mahasiswa Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh mengadakan sosialisasi untuk tingkatkan kreativitas anak-anak melalui permainan Tradisisional di Dusun Damai 2 Gampong Bathupat Barat. Sosialisasi ini dibuat dengan tujuan untuk mengatasi kecanduan gadget yang semakin mengkhawatirkan di kalangan anak-anak.
Sosialisasi ini dibuat dengan ijin bapak Keuchik Gampong Bathupat Barat yaitu bapak Geuchik Ismuhar, dan sekretaris desa bapak M. Marthuenis. Setelah mendapatkan ijin dari bapak Geuchik, kami diarahkan oleh beliau untuk membuat program di Dusun Damai 2, dan beliau mengarahkan kami untuk berjumpa dengan bapak Kepala Dusun Damai 2 yaitu Bapak M.Yusuf. Setelah mendapatkan ijin dari Bapak Kadus kami diarahkan untuk bertemu salah satu guru pengajian yang ada di Gampong, akhirnya kami diarahkan ke Ibu Nur, beliau merupakan guru ngaji yang membuat pengajian di rumahnya. Setelah mendapat ijin dari beliau akhirnya sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat, selesai sholat ashar.
Program ini dibuat dengan Inisiatif dan keprihatinan para mahasiswa dan orang tua terhadap meningkatnya penggunaan gadget di kalangan anak-anak yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan memperkenalkan kembali permainan tradisional, diharapkan anak-anak dapat menikmati masa kecil mereka dengan cara yang lebih sehat dan seimbang.
Kegiatan diadakan di salah satu Meunasah Bathupat Barat yang letaknya tidak jauh dari Dusun Damai 2, Area ini dipilih karena letaknya yang strategis dan mudah diakses oleh anak-anak dan orang tua.
Program ini menggabungkan berbagai permainan tradisional seperti congklak, gobak sodor, petak umpet dll. Anak-anak diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mendorong interaksi sosial, kreativitas, dan keterampilan motorik. Setiap sesi permainan diawali dengan penjelasan singkat tentang aturan dan manfaat permainan oleh fasilitator. Kemudian, anak-anak dibagi dalam kelompok kecil untuk memastikan mereka mendapatkan pengalaman yang lebih personal dan efektif. Orang tua juga dilibatkan secara aktif untuk mendampingi anak-anak mereka selama bermain.